Berkontemplasi dengan spons cuci piring

zulfa falah
2 min readJan 29, 2024

Emang iya manusia sebenarnya spons cuci piring? 5 Septempet 2023 dan dilanjutkan 29 Januari 2024, sialan si kotak kuning berlapis flanel warna hijau diatasnya.

image source from https://asset.kompas.com

Perjalan ini dimulai dari kebiasan mencuci piring setelah makan, kala itu dalam hati, untung ada spons cuci piring ya, coba didunia ini ngga pernah ditemukan spons, betapa borosnya sabun yang saya gunakan hanya untuk nyuci satu piring bekas makan. Saya kembali menuangkan sabun saya ke dalam spons dan melanjutkan pekerjaan saya.

Sesekali saya memperhatikan bagaimana spons cuci piring menyerap air sabun yang saya tuangkan, ketika diperas keluar air sabun juga. Kemudian spons menyerap air bening keluarnya air bening juga, mungkin kalau spons cuci piring jatuh ke got dia juga bakal menyerap air got juga.

Saya terdiam beberapa sesaat, lah bukannya manusia juga punya kecenderungan kaya gini ngga sih ketika bersosial? dulu saya punya temen yang suka anime, ngga tau kenapa sekarang saya juga suka dengan anime, dulu saya punya temen suka muncak, saya jadi ikutan suka muncak, ngga tau kenapa, kaya terjadi dengan alami tanpa paksaan gitu. Kemudian dalam hal pekerjaan dulu saya ketika bikin fungsi pasti naming convention yang saya pake camel case, tapi sekarang ketika di kantor semuanya pake snake case saya menyadari akhir-akhir ini nama fungsi-fungsi yang saya buat jadi snake case semua. Semua seperti tidak ada yang salah dan berjalan apa adanya. Tenyata banyak pemikiran dan kebiasaan saya yang terbangun dari konstruksi sosial dan lingkungan sekitar saya.

Ahh kayaknya cuman overthiking ditengah malam deh, hmm masak iya Dia sedang bercanda dengan spons cuci piring. Waitt, tapi ada benarnya juga lo, manusia punya kecenderungan sifat seperti spons, buktinya spongebob kayak manusia hahah. Tapi kayaknya ngga deh, tapi ada benar sih, bukannya manusia berwawasan jika melakukan penyerapan (baca: pembelajaran). Kayaknya manusia emang gitu, Aneh.

Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap” (HR. Bukhari no. 5534 dan Muslim no. 2628).

--

--