i am fail

zulfa falah
2 min readDec 3, 2020

--

image by https://unsplash.com/

Saya gagal hari ini, saya dapat penolakan hari ini, saya dapet banyak kesalahan hari ini, saya ngerasa sedih, ngerasa ga berguna, dan beban orang tua. Iyaa, itu yang saya rasa in dan itu pandangan saya dulu soal kegagalan. Tapi hari ini saya punya pandangan beda soal semua itu.

Tau Jack ma? iyaa, founder dari Alibaba Group, perusahaan e-commerce terbesar di Tiongkok. Dia merupakan warga China pertama yang pernah muncul di majalah Forbes dan terdaftar sebagai biliuner dunia. Dia pernah gagal masuk Harvard University. Bahkan, kata Ma, ia mendaftar sebanyak 10 kali dan 10 kali juga ia ditolak perguruan tinggi tersebut.

“Aku melamar di KFC ketika mereka buka di kotaku. Ada 24 orang yang melamar pekerjaan di sana. 23 orang diterima, aku satu-satunya yang gagal,”

ketika saya gagal “ lihat saya gagal” ketika saya berhasil saya berkata “ya saya tidak penah tahu saya bisa berhasil”

Nothing is free, Nothing is easy -Jack Ma

Itu kutipan-kutipan Ma yang membekas di hati saya. Tau ngga, bahkan di Silicon Valley tempat lahirnya Start-Up Start-Up gede seperti Adobe, Facebook, Twitter sampai Google. Disana ada budaya semacam “permission to fail” kayak perizin an untuk sebuah Start-Up melakukan kegagalan. Disana kegagalan tidak kemudian dicibir apalagi dipermalukan, karena mereka percaya bahwa sukses itu dimulai dari gagal. Sama halnya seperti bayi yang baru berjalan, dia akan gagal dulu, gagal berdiri, gagal berjalan, bahkan jatuh sampe menangis. Hidup kita diawali dengan kegagalan tapi tumbuh dengan fikiran anti gagal. Kita terdidik ngga boleh gagal, ngga boleh tinggal kelas, ngga boleh dapet nilai merah, harus lulus tepat waktu dan lain sebagainya. hal ini yang ngebuat suatu kegagalan, sering dianggap akhir dari semuanya.

Jadi poinnya kegagalan, kesalahan, penolakan adalah hal yang wajar, kadang yang nga wajar itu drama diri kita sendiri, akhirnya kita merasa terpuruk, hopeless dan merasa nhga berguna. Padalah semua itu ternyata wajar, orang yang gagal juga ga selamanya gagal, pun demikian orang yang berhasil juga nga selamanya berhasil, pasti ada waktunya dia akan gagal. Gagal itu wajar, penolakan itu biasa. Kitanya aja yang kadang drama dengan hal itu, yang sebenarnya sesuatu yang biasa aja, it’s oke, itu normal, gagal dan penolakan itu kaya part of dari sebuah kehidupan. Udah si gitu aja, emmm tulisan ini udah selesai, tapi akan gue perbaiki lagi besok bersama sudut padang- sudut pandang lain soal kegagalan, kesalahan, dan penolakan.

--

--

zulfa falah
zulfa falah

No responses yet