literasi dan opsi, serta mengungkap kenapa manusia bisa mentok?

zulfa falah
4 min readSep 9, 2021
Photo by Trac Vu on Unsplash

Tulisan kali ini saya buka dengan semangkuk berondong jagung dan segelas teh hangat. Hmm yaa literasi dan opsi, dua kata yang belakangan ini terlintas di pikiran saya, mungkin ada sesuatu di antara kata tersebut sampai alam segitunya untuk nyuruh saya mencari dan menyadari jawabanya. Ini adalah perjalanan saya tentang proses menemukan hubungan antara dua kata tersebut dan mengungkap kenapa manusia bisa mentok.

Babak pertama

Saya sedang belajar Data akhir-akhir ini, saya belajar tentang dataset, data preprocessing , memproses data, sampai data tersebut menjadi sesuatu yang bermakna dan bermanfaat. Contohnya Youtube, dia punya dataset tentang kesukaan kita, tentang kebiasaan kita, tentang perilaku kita, kemudian data tersebut proses sampai pada akhirnya menghasilkan rekomendasi-rekomendasi video yang setiap hari kita konsumsi. Jadi kita tidak kebingungan hari ini mau memutuskan untuk menonton video apa, karena sudah ada opsi-opsi yang diberikan oleh youtube kepada kita. Dari belajar data tersebut saya menyadari bahwa setiap keputusan yang saya ambil tidak akan jauh dari history data yang tersimpan di memori otak saya. Bahkan saya memutuskan untuk menyebut hewan ini sapi atau kebo itu berdasarkan data nama-nama hewan yang tersimpan di otak saya. Dari hal tersebut kemudian timbul pertanyaan besar di benak saya,

“kalau setiap keputusan bersumber dari data, terus data bersumber dari mana ?”

Dalam dunia komputer ada istilah input-proses-output, kalau sistem rekomendasi youtube butuh input berupa dataset tentang diri kita, berarti manusia mungkin juga butuh semacam input untuk mengambil keputusan. pikiran saya langsung tertuju kepada mulut, hahah. Input manusia untuk bertenaga, makanan. Input manusia untuk hidup, oksigen which is itu masuk dari hidung. hmmm mulai kelihatan polanya, yup nggak jauh-jauh dari panca indra kita. Sampai pada akhirnya saya menyadari ternyata semua yang saya rasakan, semua yang saya lihat dan semua yang pernah saya dengar merupakan input manusia. Jadi kalau setiap keputusan bersumber dari data, maka data bersumber dari panca indra.

Babak kedua

Setelah saya menyadari bahwa semua keputusan manusia itu didasari oleh data yang tersimpan di otak kita, dan data bersumber dari panca indra, selanjut saya membongkar dari mana “pengetahuan” itu berasal. Dalam data preprocessing terdapat proses untuk membersihkan data di dalamnya ada menambal data yang kosong, mengeliminasi data, dan lain sebagainya. hmmm iyaa sistem rekomendasi youtube punya tahap seperti itu. Berarti dari data yang diinputkan harus terlebih dahulu melewati proses tersebut. Terus bagaimana pada manusia?, iyaa manusia juga punya proses yang mirip seperti itu, data yang masuk melalui panca indra kita secara tidak langsung akan divalidasi dengan data-data yang sudah ada, apakah data ini penting atau tidak untuk disimpan di memori otak kita, sampai pada akhirnya data-data tersebut menjadi sebuah informasi dan menjadi sumber dari pengetahuan. Jadi menurut saya pengetahuan itu adalah buah dari sebuah proses dalam mengolah, memvalidasi dan membandingkan data-data. Ilmu pengetahuan itu bukan diberikan tapi hasil dari sebuah proses manusia berpikir. Semakin banyak data yang masuk ke dalam manusia dan semakin data tersebut diproses dengan berpikir, maka semakin kaya informasi-informasi yang ada didalamnya.

Babak ketiga

Menjadi babak terakhir setelah saya menempuh perjalanan panjang. Beberapa waktu yang lalu saya stuck. Stuck dengan dengan kode yang saya tulis, stuck dengan algoritma yang saya rancang, dan stuck dengan progres project saya. Saya gagal mengambil keputusan, saya mentok apa yang harus saya lakukan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Kemudian seorang teman yang nyeletuk “au ahh mentok skripsi, mending nikah aja”. hmmm ternyata mentok atau stuck tidak hanya dialami oleh kalangan developer, tapi setiap manusia. Manusia kesulitan untuk mengambil keputusan dan gagal untuk menentukan apa yang harus dia lakukan. Inget perjalan kita dari babak pertama sampe babak kedua? yaaa, bahwasanya setiap keputusan yang kita ambil itu berdasarkan data dan informasi yang tersimpan dalam memori otak kita, semakin banyak data dan informasi yang terdapat dalam diri kita semakin banyak pula opsi yang akan kita pilih dalam mengambil keputusan. Jadi hubungan antara literasi dan opsi adalah semakin banyak literasi yang kita konsumsi, semakin banyak pula data yang masuk dalam diri kita dan semakin banyak pula bahan untuk kita berpikir dalam menghasilkan opsi-opsi untuk menentukan keputusan dalam hidup kita. Kemudian kenapa manusia bisa mentok? karena kurangnya literasi untuk di proses menjadi sebuah opsi-opsi.

Penutup

hmm, akhirnya setelah perjalan panjang dari babak pertama sampai babak ketiga saya tiba di akhir tulisan ini, yang saya tulis di atas adalah perjalanan saya dalam menemukan hubungan antara literasi dan opsi dan mengungkap kenapa manusia mentok, semua bersumber dari hasil saya berfikir dan menyadari, yang artinya bisa saja SALAH, bisa saja KELIRU. Jika teman-teman punya pandangan lain soal ini, saya senang berdiskusi di kolom komentar, atau berdiskusi di warung kopi. Saya percaya semakin banyak kepala yang memvalidasi buah pikiran, semakin matang pula buah pikiran itu.

--

--